jump to navigation

Mualaf Mei 7, 2008

Posted by anditoaja in Agama.
trackback

Selasa 6 Mei 2008, jam 12:30 WIB.

Setelah menghadiri sebuah diskusi di Gedung Pascasarjana Universitas Indonesia di Salemba, aku rehat sebentar di Masjid Sunda Kelapa. Saat itu sedang ada ikrar masuk Islam seorang mualaf asal Thailand. Mualaf berarti “orang yang terbujuk (untuk masuk Islam)”.

Dengan ramah, sang pembimbing menuntunnya mengucapkan basmallah dan syahadat yang diikuti dengan patah-patah. Ia lumayan lancar bicara bahasa Indonesia, tapi untuk ucapan bahasa Arab memang kurang fasih.

Setelah selesai menuntun pembacaan syahadat, muncul ceramah singkat.

“Sekarang anda telah menjadi seorang Muslim. Pelajarilah Islam dengan sungguh-sungguh. Tinggalkanlah agama anda terdahulu, Buddha. Tidaklah perlu mengkajinya lagi kecuali untuk hal-hal yang tidak berkenaan dengan akidah. Karena akidah anda adalah Islam.”

Isinya cukup aneh: kita tidak boleh belajar akidah agama lain. Lho, gimana sih? Bukankah ia bisa jadi mualaf justru karena belajar akidah selain Buddha, yaitu Islam? Seandainya “tidak perlu mengkaji akidah lain” itu didengarnya saat masih seorang Buddhis, maka tidaklah mungkin ia mengenal Islam.

Meskipun demikian, aku masih cukup mentolerir. Pengajar agama yang tidak gaul tentu akan menilai negatif terhadap semua agama selainnya. Maklumlah, cari duitnya kan di situ. Kalau ia tidak merendahkan agama lain, keustadannya kurang seru, tidak menggigit, dan tawaran manggung di mihrab bisa berkurang.

Sang ustad melanjutkan, “Islam itu agama damai, peace religion. Islam tidak mengajarkan kekerasan. Islam bukan teroris. Yang teroris adalah Amerika, Inggris, dan Australia. Merekalah teroris yang sesungguhnya.”

Ungkapan inilah yang membuat aku terhenyak. Astaga. Logika amburadul dan menyesatkan. Islam itu damai, yang teroris itu Amerika, Inggris, dan Australia. Mungkin maksudnya, yang teroris itu pemerintah Amerika, Inggris, dan Australia.

Setahuku, dalam kerjasama bilateral, selalu ada diplomasi dan perang. Perang itu pilihan terburuk. Tapi semua negara butuh sebanyak mungkin teman untuk networking, perluasan pasar, pencarian bahan baku, dan transformasi pendidikan. Mungkin ada kebijakan pemerintah suatu negara yang salah. Tapi tidak semua kerjasama dalam bidang lain harus dimentahkan. Bahkan bisa jadi tidak berhubungan atau tidak ketemu konteksnya. Toh tetap saja imigan Muslim banyak yang cari hidup di negara-negara Barat, mendirikan masjid di mana-mana tanpa perlu izin kelurahan setempat dan tidak dibakar. Dan tanpa berucap terima kasih mereka maki-maki negara pemberi makan mereka. Di Indonesia yang mayoritas Muslim tapi bukan negara agama, mendirikan gereja demikian ribet dan mengadakan kebaktian di rumah (kebaktian itu semacam yasinan di kalangan Islam tradisional) berisiko diganggu warga.

Maka, ungkapan “Islam bukan teroris. Yang teroris itu Amerika, Inggris, dan Australia” sangat berbahaya. Ia seperti bubuk mesiu yang siap meledak. Bila mualaf itu semakin giat belajar Islam yang katanya agama damai, maka kebenciannya terhadap negara-negara Barat semakin memuncak. Sungguh ironis.

Seharusnya ustad itu bicara, “Islam itu agama damai, Islam tidak mengajarkan kekerasan. Islam bukan teroris. Karena anda telah menjadi Muslim, maka anda harus lebih toleran dan kasih sayang terhadap sesama, terutama mereka yang miskin dan tertindas.”[]

Komentar»

1. danalingga - Mei 7, 2008

Tipikal banget bro. Takut ditinggal umat dan generalisasi se-enak udel plus golongannya selalu benar. Lengkap sudah. 😉

2. nonn - Mei 21, 2008

sungguh sangat disayangkan kata-kata semacam itu harus keluar dari mulut seorang ustadz.
maaf beribu maaf jika saya yg seorang buddhis merasa “terpesona” dengan islam tapi urung untuk mengenal lebih jauh jika yg kita minta petunjuknya harus menjelekkan agama lain.

3. Machoman 81 - Mei 27, 2008

hahaaha…

loe juga ngomong seenak udel…
itu ustadz bilang tinggalkan agama budha bukan berarti melarang…
berhubung itu muallaf sudah anji/berikrar tuk emeluk agama Islam…
ya sudah tentu dong lebih penting bagi hidupnya adalah mempelajari Agama Islam…
supaya janji atau ikrar yang telah diucapkannya bisa dipegang teguh…
bukan sekedar semabarang kata yang gak sedikit diucapkana orang Islam kebanyakan…

Gak sedikit orang Islam yang tidak sungguh2 dalam berikrar, sehingga Keislamannya menjadi tidak jelas.
Belum mengerti Islam secara kaffah sudah kesana-kemari mencari faedah lain dan akhirnya menjadi sok ahli Islam tapi sebenrnnya tidak terlihat ke-Islamannya….

4. Mohammad Reza - Juli 21, 2008

semua agama benar aja dech, capek salah-salahin sana sini. urusan surga-neraka juga bukan punya kita, Tuhan yang pegang otoritas.
tinggal kita cari aja agama yang benar. sementara jadi nasrani, budhis, muslim, gak ada masalah. namanya juga mencari kebenaran, ya wajar kalau harus salah-salah dulu.
kita juga khan gak mungkin mandi kalau gak kotor

5. ileng2 - September 15, 2008

wah gw meragukan tuh tulisan diatas!!! banyak yang ga bener dah ,tuhan akan membenarkan dan menyempurnakan bila ada yang membuat(manusia) suatu ajaranya menjadi menyimpang,kalo emang bener jangan disalakan agamanya donk ya salahkan orgnya,bisa aja yng nulis ada maksud tertentu, krn Tuhan maha tau dan maha sempurna

6. always be me, Reza - November 15, 2008

Buat ileng2, sorry nich baru baca lagi. Kalo emang agama gak salah, gak perlu juga kita berdebat soal agama. berarti semua agama benar, jadi, biarkan kita memeluk kebenaran masing2. ya gak?

Damai di Langit, Damai di Bumi
tuhan_reza@yahoo.com

7. Enal Farid - Januari 31, 2009

kata cak nun, agama itu ibarat istri.. kita cukup mencintai istri kita, tanpa perlu menjelek2an istri orang lain..hehehe

8. bejo - April 13, 2009

yang nulis naskah di atas sopo cuk………….bisa aja dibuat2 untuk menjelekkan satu sisi yaitu ustat satu sisi Amerika dan konconya.Pasti ini karangan orang yang membenci islam……………..

9. Sugay - Mei 20, 2009

postingan cemen n basi banget, saya ga yakin kata2 itu keluar dari mulut sang ustadz, buktikan aja klo anditoaja lebih plural n demokratis n tentunya lebih agamis non muawiyah bin abu sufyan dari sang ustadz atau orang2 disekitar anditoaja. saran saya klo kemana-mana selalu bawa handycam buat rekam kejadian2 penting yg membuat anda menulis di blog biar lebih meyakinkan pembaca.

10. ihsan - Juni 26, 2009

aeorang ustadz berkata demikian karena ingin agar orang itu sungguh2 belajar islam karena orang yang dari lahir saja sudah islam masih banyak yang belum sholat puasa dll. makanya ustadz itu bilang jg belajar agama lain. lah wong yang dari lahir udah islam aja banyak yang masih keblinger. nabi musa saja 40 tahun meminta maaf kepada allah baru dimaafkan oleh allah.

11. bangkit - Maret 7, 2010

yag nulis itu yang songgong dan banyak melibih2kan lo tak suka lihat orang masuk islam ya jagan mencaci tak baik…kan udah dijelaskan di AL QURAN: Lakumm di nukum waliadin…artinya: untuk mu agama mu,untuk ku agama ku…


Tinggalkan komentar